Search
Close this search box.

Hasil Debat Capres ke 3: Membumikan Logika Capres 01 & 03 soal Pertahanan Negara

Tidak setiap orang setiap hari bicara soal pesawat tempur, kapal selam, dan persaingan geopolitik antar negara.

Karena itu penting sekali kita “membumikan” logika yang disampaikan oleh Capres 01 & 03 dalam debat Capres tadi malam ke bahasa sehari-hari.

Bayangkan kalau logika di bawah ini kamu sampaikan ke istri, suami atau kerabatmu. Kira-kira apa reaksi mereka?

  • Logika 01: Lebih baik beli HP baru tapi baru bisa dipakai 6 tahun lagi dan 6 tahun harus hidup tanpa HP, daripada beli HP second kondisi masih bagus yang bisa diantar besok.
  • Logika 03: Lebih baik habiskan uang untuk beli HP untuk semua anggota keluarga supaya rencana pembelian tercapai 100%, walau diluar rencana ada anak yang sakit butuh obat segera.
  • Logika 01: Lebih baik semua rahasia rumah tangga tidak hanya dibahas oleh suami istri, tapi juga diumbar seluruhnya untuk dibahas tetangga kita.
Baca Juga :   Sepiring Makanan, Segelas Harapan

Jika menurutmu logika di atas tidak benar, maka kamu pasti mengerti kenapa:

  • Menhan Prabowo putuskan beli pesawat tempur second yang kondisinya masih bagus, yang bisa dipakai segera untuk gantikan pesawat tempur yang sudah pensiun.
  • Menhan Prabowo bolehkan anggaran pertahanan digunakan Menkeu untuk vaksin dan pengobatan COVID saat pandemi, walau artinya pencapaian pembelian alat pertahanan tidak bisa 100%.
  • Menhan Prabowo bahas detail kebijakan dan anggaran pertahanan hanya dengan Komisi 1 DPR RI yang terdiri dari representasi terpilih masyarakat Indonesia. Pembahasan terbuka tapi terbatas ini juga dilakukan oleh semua negara di dunia.
Baca Juga :   Fondasi Indonesia Maju: Fondasi Ekonomi dari Presiden Joko Widodo [Pembangunan Infrastruktur]

Alhamdulillah ada debat tadi malam, jadi kita bisa semakin yakin pilih 02.

Baca Juga :   Prabowo Subianto Attends Titiek Soeharto's 65th Birthday Celebration

 

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga

We Cannot Remain Silent

By Prabowo Subianto, excerpted from “National Transformation Strategy: Towards a Golden Indonesia 2045,” pages 228-229, fourth softcover edition. My fellow