Search
Close this search box.

Rupiah melemah ke Rp. 16.000 per Dollar Amerika, Salah Prabowo?

Saat ini sedang berkembang narasi pelemahan Rupiah menembus angka psikologis Rp. 16.000 per Dollar Amerika disebabkan kebijakan masa depan Presiden Prabowo.

Dikatakan kebijakan makan siang gratis yang akan dilaksanakan Presiden Prabowo menimbulkan kekhawatiran stabilitas keuangan negara, sehingga membuat investor asing menjual Rupiah.

Padahal fakta sebenarnya adalah sebagai berikut:

– Melemah atau menguatnya Rupiah terhadap mata uang lain adalah faktor supply & demand. Semakin tinggi kebutuhan beli Rupiah, semakin kuat Rupiah. Demikian sebaliknya.

– Pelemahan Rupiah ke angka Rp. 16.000 di 2024 sudah diprediksi analis pasar dari akhir 2023 (cek Fulvian, 2023). Penyebab utamanya adalah turunnya harga komoditas ekspor unggulan Indonesia, seperti kelapa sawit dan batu bara, serta tetap tingginya harga minyak yg berujung pada Neraca Berjalan Indonesia akan Kembali Defisit di tahun 2024.

Baca Juga :   Belajar dari India, Makan Gratis di Sekolah Prasyarat Mutlak Indonesia Emas 2045

– ⁠Di sisi lain, ketidakpastian turunnya suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika), menyebabkan tren pelemahan Rupiah karena kebutuhan beli Rupia untuk investasi berkurang.

– Selain turunnya kebutuhan beli Rupiah, kebutuhan beli mata uang asing meningkat karena wisatawan Indonesia banyak memilih wisata di luar negeri. Ini dipicu tingginya harga tiket pesawat domestik karena tingginya harga avtur di bandara-bandara Indonesia.

Baca Juga :   IBUKOTA

– ⁠Sebagai contoh, saat ini harga tiket pesawat Jakarta-Aceh langsung lebih mahal dari harga tiket pesawat Jakarta-Aceh via Kuala Lumpur. Harga tiket pesawat Jakarta-Medan via Penang juga lebih murah daripada langsung. Hari ini harga tiket ke destinasi wisata luar negeri lebih murah dari destinasi wisata dalam negeri.

– Kebutuhan beli mata uang asing jelang Lebaran juga meningkat karena konsumsi impor meningkat. Misalkan jelang Lebaran ada peningkatan impor komoditas pangan seperti impor daging, impor gula, dan impor beras, serta peningkatan impor barang-barang elektronik.

Baca Juga :   APBN untuk Makan Siang Gratis Esensial untuk Tingkatkan Prestasi Siswa

– Selain kebutuhan beli Dollar untuk wisata dan impor, di bulan Maret – April ini adalah masa pembagian dividen Perusahaan, yang sebagian perlu pembayaran ke pemegang saham asing.

– Kebijakan Presiden Prabowo yang baru akan dilaksanakan di APBN 2025 tidak berpengaruh pada kondisi Rupiah saat ini. Apalagi Presiden Prabowo sudah pasti akan menjaga kondisi keuangan negara secara pruden. Pembiayaan program-program baru juga diusahakan dari peningkatan pendapatan negara, bukan dari utang.

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga