Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (9/4), menjelang keberangkatan dirinya dalam rangkaian kunjungan luar negeri terbatas ke lima negara: Uni Emirat Arab, Türkiye, Mesir, Qatar, dan Yordania.Presiden menyebut bahwa sebagian menteri telah berangkat lebih dahulu dan akan bergabung di lokasi tujuan.
Tujuan Lawatan: Konsultasi Geopolitik dan Kerja Sama Strategis
Presiden menjelaskan bahwa kunjungan pertama akan dilakukan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk bertemu Presiden Mohamed bin Zayed, membahas perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat ini.
Dari Abu Dhabi, Presiden akan melanjutkan perjalanan ke Ankara, Türkiye, untuk melakukan kunjungan kenegaraan balasan atas kunjungan Presiden Türkiye sebelumnya ke Indonesia, sekaligus memenuhi undangan untuk menghadiri Forum Diplomatik di Antalya.
Di Türkiye, Presiden akan melakukan konsultasi mengenai geopolitik, geoekonomi, serta kerja sama industri, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. “Kita punya hubungan yang cukup luas dan komprehensif dengan Türkiye,” ujar Presiden.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Kairo, Mesir, untuk berkonsultasi dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi, dan ke Doha, Qatar, untuk kunjungan kenegaraan serta penandatanganan berbagai perjanjian strategis antara Indonesia dan Qatar.
Kunjungan terakhir akan dilakukan ke Yordania, untuk melakukan konsultasi dengan Raja Abdullah II.
Indonesia Siap Berperan dalam Isu Gaza dan Kawasan
Presiden menyampaikan bahwa kunjungan ini dilakukan karena adanya banyak permintaan terhadap Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam mendukung penyelesaian konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah.
“Walaupun Indonesia jauh dari kawasan tersebut, tapi Indonesia sebagai negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia, dan sebagai negara nonblok… dianggap bisa diterima oleh semua pihak yang bertikai,” kata Presiden.
Presiden menegaskan:“Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak yang terlibat untuk berperan, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia.”
Langkah Kemanusiaan: Bantuan dan Evakuasi Terbatas
Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia telah mengirim tim medis yang masih bekerja di dalam Gaza, meskipun berada dalam kondisi berbahaya.
“Rumah sakit di mana kita kerja sering ditembaki. Saya berterima kasih kepada prajurit-prajurit kita dari kesehatan TNI yang bekerja di situ,” ungkap Presiden.
Selain itu, Indonesia juga siap menerima korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan penyintas trauma dari Gaza, dengan perkiraan awal sekitar 1.000 orang untuk gelombang pertama.
Presiden menegaskan dua syarat utama evakuasi ini:
- Semua pihak harus menyetujui.
- Mereka berada di Indonesia hanya sementara, sampai mereka pulih dan kondisi Gaza memungkinkan mereka kembali.
“Kami siap mengevakuasi… Siapapun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak yang terkait di situ mereka ingin dievakuasi ke Indonesia, kami siap,” kata Presiden.
Presiden juga menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri akan segera dikirim untuk diskusi dengan Pemerintah Palestina dan pihak-pihak di kawasan terkait pelaksanaan evakuasi ini.
Penegasan Sikap Indonesia dan Penutup
Presiden menegaskan bahwa komitmen Indonesia untuk mendukung keselamatan rakyat Palestina dan kemerdekaan Palestina tetap tidak berubah.
“Ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan. Tapi komitmen Republik Indonesia… saya kira mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” tegas Presiden.