Search
Close this search box.

Fondasi Indonesia Maju: Potensi Negara Kita [Pasar Domestik Indonesia]

Foto: Pasar Terapung Muara Kuin (traverse.id)

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045]

Pasar Domestik Indonesia

Dengan populasi lebih dari 270 juta orang, dan jumlah 'kelas menengah' 20% populasi atau sekitar 50 juta orang 26, Indonesia adalah pasar yang sangat besar dan menarik.

Dengan jumlah yang demikian besar, sebenarnya hampir semua industri bisa berkembang pesat walau hanya menjual produk dan jasanya untuk pasar Indonesia. Misalkan, setiap orang Indonesia butuh pakaian. Jika 50 juta orang membeli satu saja celana setiap tahun, dan jika harga celana Rp. 100.000 saja, ini sudah bisnis Rp. 5 triliun. Jika bisa untung 10%, ada keuntungan Rp. 500 miliar. Ini baru celana saja. Belum bicara pakaian lain.

Baca Juga :   Satyagraha: Our Guiding Principle for Action

Saking besarnya pasar domestik Indonesia, kita bisa melihat bagaimana saat ini banyak perusahaan asing berlomba-lomba untuk masuk dan jual produk mereka di pasar kita. Bahkan, dari PDB Indonesia tahun 2022 yang mencapai USD 1,3 milyar atau sekitar Rp. 19.588 triliun, konsumsi rumah tangga mencapai 52% atau sekitar Rp. 10.100 triliun. Bandingkan dengan konsumsi Pemerintah yang hanya menyumbang 9% PDB Indonesia, dan ekspor yang baru 25% dari PDB Indonesia.

Ini artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Berita baiknya, peluang untuk peningkatan konsumsi rumah tangga ini sangat besar. Misalkan, saya perhatikan, konsumsi protein per kapita kita masih jauh di bawah negara-negara maju. Konsumsi listrik per kapita kita juga masih rendah dari negara-negara lain.

Baca Juga :   Apa Pun Pilihan Politikmu: Kita Tetap Bisa Berjuang Bersama

Jika kita perbaiki gizi, dan perbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan peningkatan protein dan listrik saja, maka sudah secara signifikan akan meningkatkan konsumsi rumah tangga – dan PDB Indonesia.

Tentu agar kita maksimalkan peluang ini, peningkatan konsumsi protein haruslah dari protein yang kita produksi di dalam negeri. Dari peternak sapi perah Indonesia. Dari peternak telur Indonesia. Dari pembudi daya ikan Indonesia. Dari nelayan Indonesia. Dari petani Indonesia.

Pembangunan pembangkit listrik juga harus sebisa mungkin dari sumber terbarukan dan menggunakan alat-alat, mesin- mesin, dan ahli-ahli Indonesia. Saya tidak anti asing. Mereka boleh menjual produk dan jasa di Indonesia. Tetapi kita harus bisa bersaing dengan mereka. Jika jual celana, Pemerintah harus pastikan orang Indonesia juga bersaing jual celana Jangan sampai pasar dimonopoli oleh kekuatan ekonomi besar.

Baca Juga :   Pejuang Nasional Pangeran Diponegoro

Saya percaya, kualitas produk-produk Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan produk asing. Saat ini kita sudah punya sepeda buatan Indonesia. Kita sudah bisa buat kapal laut buatan Indonesia. Senjata buatan Indonesia. Mobil jeep buatan Indonesia, buatan insinyur Indonesia. Bahkan senjata buatan PINDAD kerap unggul di kompetisi internasional. Ini bukti konkrit kemampuan industri kita yang harus diberi kesempatan berkembang.

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga