”Bad news is good news” – demikian ungkapan yang sering digunakan oleh analis media untuk menjelaskan kenapa hampir semua yang kita baca di media adalah permasalahan.
Faktanya, pembaca memang lebih senang membaca persoalan, konflik dan intrik. Karenanya hanya sedikit ruang media yang diberikan untuk keberhasilan, perjuangan menuju, serta perjuangan menjaga keberhasilan.
Seorang bijak pernah berkata, “If you can’t change it, change the way you think about it. Don’t complain.” – Dengan kenyataan seperti ini, mungkin sudah waktunya kita persoalkan berbagai keberhasilan kita. Kita persoalkan bukan untuk tumbuhkan pesimisme – tapi sebaliknya untuk tumbuhkan optimisme.
Sebagai contoh:
Kok bisa timnas sepakbola Indonesia menang lawan Bahrain dan punya kans tanding di Piala Dunia 2026?
Global talent scouting pemain dan pelatih; PSSI yang profesional; Sparring dengan tim-tim terbaik dunia; Fasilitas pelatihan kelas dunia: Garudayaksa Academy, IKN, GBK; 17 stadion standar FIFA baru.
Kok bisa dari 3 juta porsi Makan Bergizi Gratis yang dimasak setiap hari, jumlah kasus makanan bermasalah jauh lebih rendah dari pesawat jatuh?
Setiap dapur / Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dikepalai oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) terlatih; 1 SPPI dan 1 ahli gizi setiap SPPG; Implementasi SOP dapur yang ketat sesuai Global Best Practice (GBP) dapur mass production
Kok bisa panen padi tertinggi dalam 7 tahun, dan stok beras di BULOG 2,2 juta ton – tertinggi dalam 5 tahun?
Simplifikasi penyaluran pupuk; Jumlah pupuk subsidi ditambah; Kemenko khusus pangan agar fokus; Penguatan BULOG; Kebijakan pembelian gabah Rp. 6.500; Penindakan konversi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kok bisa tokoh-tokoh ternama dunia seperti Ray Dalio dan Jeffrey Sachs, dan profesional kredibel lainnya gabung di kepengurusan Danantara?
Global talent scouting oleh head hunter profesional; Persuasi langsung oleh Presiden; Kebijakan Presiden untuk kepengurusan Danantara 100% tidak ada orang titipan; Desain governance Danantara yang adopsi Global Best Practice (GBP); Potensi Danantara yang sangat menjanjikan.
Kok bisa Menkeu bilang defisit akan tetap terjaga 2,5% sesuai UU APBN 2025, padahal banyak program baru?
Realokasi anggaran kurang berdampak ke program-program lebih berdampak; Pengelolaan APBN secara pruden; Optimalisasi pemanfaatan dividen BUMN untuk investasi BPI Danantara.