Search
Close this search box.

Contoh-contoh Pemimpin yang Tidak Benar, Contoh Ketiga: Penggelapan Tunjangan Khusus (Tunsus)

Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]

“Ada beberapa kasus contoh, perwira-perwira dan komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh. Menurut saya mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak benar sebagai pemimpin. Saya ceritakan cerita-cerita ini bukan untuk menjelekkan orang, tapi agar kita tidak melakukan hal-hal seperti ini."

Di buku ini saya telah banyak berkisah tentang pemimpin-pemimpin yang saya kagumi, pemimpin-pemimpin dari Indonesia dan juga dari luar negeri. Tokoh-tokoh itu adalah pribadi-pribadi yang patut kita pelajari.

Baca Juga :   Kita Tidak Boleh Tinggal Diam

Namun, ada juga beberapa kasus contoh, perwira-perwira dan komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh. Menurut saya mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak benar sebagai pemimpin.

Kisah ini saya dengar dari teman-teman saya sewaktu bertugas di Timor Timur. Waktu kita bertugas di Timor Timur, kita mendapat tambahan uang saku untuk daerah operasi yang waktu itu disebut Tunjangan Khusus (Tunsus). Tunsus ini lumayan, biasanya ditabung, kemudian ada yang memakai untuk tambahan makan, ada yang ditabung untuk dibawa pulang ke daerah basis.

Baca Juga :   Jenderal Ulysses S. Grant

Suatu saat seorang Komandan satuan, yang saya dengar dari teman saya di pasukan tersebut, memerintahkan bahwa Tunsusnya itu semua dikumpulkan dan Tunsusnya “dititipkan” kepada seorang pedagang dengan janji akan mendapat sekian persen bunga, setiap bulan.

Baca Juga :   Marsekal Muda TNI Anumerta Agustinus Adisoetjipto

Alhasil pasukan sudah mau pulang, pedagangnya bawa lari uang tersebut dan hilanglah seluruh tunjangan khusus, alias tabungan para prajurit. Bisa dibayangkan bagaimana wibawa dan leadership komandan pasukan tersebut hilang. Tidak dihormati lagi oleh anak buahnya.

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga