Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]
Dalam karier saya, saya pernah mengalami atau bersama dengan bintara-bintara hebat, baik itu Bintara Peleton, Komandan Regu dan Bintara Pelatih Kompi.
Mereka adalah benar-benar prajurit yang sangat unqqul, saya benar-benar merasa dididik dan dilatih oleh seorang Bintara. Bukan dalam latihan, tapi dalam aksi sebenarnya. Yaitu dalam operasi. Akhirnya saya mengambil kesimpulan, prajurit yang unggul di daerah pertempuran biasanya juga punya keunggulan di masa damai.
Keberadaan para bintara sangat penting dalam sebuah pasukan tempur. Dalam istilah ketentaraan di banyak negara, bintara disebut sebagai tulang punggung suatu pasukan. Karena bintara inilah biasanya yang paling banyak pengalamannya.
Dengan segudang pengalaman tersebut, dia menjadi prajurit yang paling andal, paling menguasai teknik bertempur, menembak, menggunakan senjata-senjata kelompok dan senjata bantuan dibandingkan dengan yang lain. Dengan demikian, mereka biasanya sangat menguasai teknik bertempur dan taktik satuan kecil tingkat regu, peleton, dan kompi.
Suatu tentara yang hebat adalah tentara yang memilih tamtama yang terhebat menjadi bintara. Dan sebenarnya jabatan-jabatan yang paling penting itu adalah Komandan Regu, Bintara Peleton, dan Bintara Pelatih Kompi. Ini tiga jabatan yang sangat penting dan menentukan. Prajurit yang boleh jadi Komandan Regu adalah tamtama terbaik. Orang yang boleh menjadi Bintara Peleton adalah Komandan Regu terbaik. Demikian pula yang boleh menjadi Bintara Pelatih Kompi adalah Bintara Peleton terbaik.
Dalam karier saya, saya pernah mengalami atau bersama dengan bintara-bintara hebat. Baik itu Bintara Peleton, Komandan Regu, dan Bintara Pelatih Kompi. Justru mereka yang menggerakkan kompi, yang menggerakkan peleton.