Jakarta – Serka (Purn) TNI Asmujiono bersujud syukur saat menyaksikan pelantikan Presiden RI Prabowo Subianto melalui televisi. Ekspresi kebahagiaan tersebut merupakan ungkapan kebanggan Asmujiono terhadap Prabowo sebagai mantan atasannya saat di Satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
“Kemarin saya sujud syukur menyaksikan prosesi pelantikan Pak Prabowo. Saya tahu bagaimana perjuangan dan jiwa nasionalisme Pak Prabowo sejak beliau muda,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Senin (21/10) seperti dikutip dari Kompas.
Asmujiono menceritakan bahwa ketika hendak bergabung dengan Kopassus sempat dinyatakan gagal oleh Prabowo. Saat itu, Prabowo menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Danpusdiklatpassus).
Meskipun nilai tes fisik dan sikapnya dinyatakan baik, ia tidak memenuhi syarat tinggi badan minimal 168 cm. Pasalnya, tinggi badan Asmujiono hanya 165 cm.
Suhartono Suratman (saat itu Kolonel) meminta Prabowo untuk menerima Asmujiono. “Setelah lima kali menghadap, Pak Prabowo akhirnya melunak dan menerima saya masuk di Kopassus,” ungkapnya. Kesempatan itu dimanfaatkan secara maksimal oleh Asmujiono. Di satuan khusus itu, ia terlibat dalam berbagai operasi, mulai dari Timor Timur hingga Aceh.
“Setelah mengikuti operasi, biasanya prajurit mendapat cuti. Tapi saya tidak boleh cuti, dan ditunjuk Alm Bapak Doni Monardo sebagai Komandan Batalyon untuk ikut kursus Sandi Jejak,” tuturnya.
Insentif untuk gizi anak
Dari kedekatannya itu, Asmujiono diberi insentif pribadi oleh Prabowo usai dirinya memutuskan mengundurkan diri dari TNI tahun 2011 lalu. “Bapak Prabowo bilang insentif itu untuk biaya membeli susu untuk anak saya. Karena saya pendek, istri saya juga pendek. Maka supaya anak saya tidak pendek, harus diberi susu terus. Saya diberi insentif Rp 5 juta setiap bulan, dan itu berlangsung sampai sekarang,” tuturnya dalam sebuah wawancara Februari lalu.
Asmujiono mengakui bahwa anak-anaknya tumbuh dengan baik berkat asupan susu dan makanan bergizi dari insentif Prabowo.
Bahkan, Anak sulungnya berhasil masuk ke Akademi Militer di Magelang dengan tinggi badan 185 cm. “Anak sulung saya sudah saya buktikan bahwa asupan susu dan makanan bergizi sangat baik untuk pertumbuhan anak,” terangnya. Prabowo di mata Asmujiono Asmujiono menilai Prabowo sebagai sosok yang tegas. Namun di balik ketegasannya, Prabowo adalah orang yang cerdas, loyal, nasionalis, serta sangat memegang komitmen.
“Seperti kabinet sekarang, namanya Merah Putih itu sesuai dengan jiwa beliau. Saya tahu itu. Karena saya salah satu saksi hidup beliau,” tegasnya. “Kalau terkait komitmen, saya rasa untuk menteri-menteri sekarang, jika tidak sesuai dengan visi beliau dan visi bangsa, saya pastikan Pak Prabowo akan bersikap tegas kepada mereka,” sambungnya.
Salah satu prajurit kebanggaan Prabowo
Saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), Presiden Prabowo Subianto sempat mengenang ketika menjabat sebagai Danjen Kopassus. Salah satu sosok yang melekat di ingatannya adalah Asmujiono. Prabowo menyebut pria asal Malang itu tak memenuhi syarat untuk bergabung dengan Kopassus karena terhalang tinggi badan. Namun, akhirnya Prabowo memberikan dispensasi dengan menerima Asmujiono di Kopassus. “Namanya Asmujiono, hampir enggak masuk Kopassus karena dia tingginya hanya 165 (sentimeter), untuk masuk Kopassus waktu 170 (sentimeter). Tapi dia kuatnya bukan main, akhirnya saya kasih dispensasi, masuk,” ujar Prabowo saat memberikan orasi ilmiahnya di hadapan wisudawan Universitas Pancasila, Jakarta, dikutip dari Youtube Universitas Pancasila, Selasa (7/6/2022).
Keputusan Prabowo menerima Asmujiono pun berbuah manis. Pada tahun 1996, Prabowo mengorganisasi Ekspedisi Merah Putih untuk menaklukan puncak Gunung Everest. Dari sekian anggota Tim Ekspedisi Merah Putih, salah satunya adalah Asmujiono yang sebelumnya sempat terhalang ketika akan masuk Kopassus. Tak disangka, Asmujiono menjadi orang pertama Indonesia yang sukses mengibarkan bendera Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia. Tak ayal, prestasi yang ditorehkan Asmujiono tak pernah beranjak dari ingatan Prabowo. “Akhirnya dia yang mengangkat Merah Putih sampai puncak Everest, dunia. Jadi kita mampu mengimbangi negara lain kalau ada will,” kata Prabowo. (RR)