Search
Close this search box.

Makan Siang Gratis Ala Prabowo Subianto: Gizi Aman, Ekonomi Jalan

Jakarta – Makan Siang Gratis di Sekolah menjadi salah satu program andalan calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Program tersebut diharapkan mendongkrak kualitas gizi anak sekolah, memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), hingga menggerakkan ekonomi nasional.

Masa kanak-kanak adalah periode emas dan terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan. Namun, masa tersebut juga rentan terhadap ancaman berbagai penyakit, seperti gizi buruk.

Persoalan tersebut menjadi salah satu alasan maraknya program makan siang gratis di sekolah. Sejumlah negara sudah menyelenggarakan program makan gratis untuk anak sekolah. Program yang kerap bernama lunch atau meal program for school sudah diimplementasikan di India, di sejumlah negara bagian Amerika Serikat, London (Inggris), Brasil, Estonia, Finlandia, dan beberapa negara Afrika.

India mengalokasikan anggaran INR 11.600 crore atau sekitar US$ 1,4 miliar (Rp 21,45 triliun) untuk MidDay Meal programme pada tahun anggaran 2023/2024. Negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Kamboja, dan Thailand juga sudah memiliki program makan siang gratis di sekolah.

Betapa pentingnya gizi bagi anak sekolah mendorong sejumlah negara menggagas program bernama School Meals Coalitian dalam acara UN Food systems Summit pada 2021. Sebanyak 96 negara dan 114 partner sudah bergabung dalam program tersebut dan membantu 418 juta anak sekolah di dunia.

“Bagi anak-anak keluarga miskin, makan siang di sekolah adalah satu-satunya makanan bernutrisi penuh yang disantap setiap hari. Program makan siang di sekolah adalah investasi terbaik yang bisa dilakukan Pemerintah” tulis Badan Pangan PBB UN World Food Programme (WFP).

Kondisi Gizi Anak Sekolah Indonesia

Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2018 menunjukkan masalah gizi pada anak usia sekolah yang umum ditemukan antara lain adalah pendek, kurus, kegemukan, obesitas, dan anemia.

Baca Juga :   Wisuda 573 Mahasiswa Unhan, Menhan Prabowo Subianto : Indonesia Harus Kejar Penguasaan STEM

Berikut persoalan gizi pada anak sekolah umur 5-12 tahun di Indonesia:
1. Anemia untuk usia 5-14 tahun sebesar 26,8%
2. Prevalensi pendek sebesar 23,6%
3. Prevalensi gemuk sebesar 10,8% dan obesitas (sangat gemuk) sebesar 9,2%
4. Prevalensi kurus sebesar 9,2%

Masalah gizi utama di Indonesia terdiri dari masalah gizi pokok yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia Gizi Besi (AGB), selain gizi lebih (obesitas). Indonesia sekarang mengalami 2 masalah gizi sekaligus atau lebih dikenal dengan masalah gizi ganda.

Penyebab dari masalah gizi sangat beragam mulai dari asupan makanan yang tidak seimbang, diare, kemiskinan, kurangnya pengetahuan, hingga gangguan pencernaan.

Prabowo Tawarkan Program Makan Siang Gratis

Capres Prabowo dan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka membeberkan program makan siang gratis menjadi salah andalannya.
“Rencana kita memberi makan siang dan minum susu gratis untuk semua murid di sekolah, di pesantren, anak-anak balita, dan bantuan gizi untuk ibu hamil,” ungkap Prabowo di hadapan kader Partai Bulan Bintang (PBB) dalam acara Konsolidasi Zona III di Hotel Pangeran Beach, Padang, Sumatera Barat (Sumbar), dikutip Minggu (10/9/2023).

Dalam debat dan kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2019 pun, Prabowo menjadikan program tersebut sebagai kampanye. Prabowo mengatakan program makan siang gratis tidak hanya akan memperbaiki gizi anak di sekolah tetapi juga menggerakkan ekonomi.

Studi WFP PBB menunjukkan dari setiap US$ 1 (US$1= Rp 15.485) Program Makan Siang di Sekolah bisa mendongkrak dampak ekonomi sebesar US$ 9 (Rp 139.365).
Anggaran US$1 digunakan untuk pengadaan bahan baku makanan, jalur logistic dan penyimpanan, serta penguatan komunitas.

Baca Juga :   Prabowo-Gibran Raih Dukungan Kuat dari Diaspora Mesir dan Turki di Pilpres 2024

Dana sebesar US$1 akan kembali dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung senilai US$ 1 melalui penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, peningkatan kesehatan, serta perbaikan kesetaraan gender.

Dalam jangka panjang, program tersebut juga akan memberi dampak positif seperti kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan UMKM.
Pasalnya, bahan makanan diusahakan dari petani, peternak, nelayan, UMKM dekat sekolah. Menu juga akan disesuaikan dengan produksi pangan unggulan lokal dekat sekolah, termasuk susu segar.

Dalam hitungan tim Prabowo, program Makan Siang Gratis di Sekolah juga mampu menciptakan 1,8 juta lapangan kerja. Hitungan tersebut mempertimbangkan ada 377.000 dapur yang digunakan untuk menyiapkan Makan Siang Gratis di Sekolah. Di setiap titik makan siang, dan setiap dapur dilayani lima pekerja.

Berapa Anggaran Makan Siang Gratis di Sekolah?

Hitungan tim Prabowo memperkirakan anggaran Makan Siang Gratis di Sekolah akan menghabiskan dana sekitar US$ 30 miliar (Rp 464,55 triliun).  Anggaran tersebut dengan mempertimbangkan asumsi Indeks $ 1 per makan seperti UN WFP.

Namun, anggaran sebesar US$ 30 miliar diyakini bisa menghasolkan multiplier ekonomi 1,5x dan memberi tambahan dampak pertumbuhan ekonomi sekitar 3%.

Tim CNBC Indonesia Research pernah menghitung estimasi untuk program Makan Siang Gratis di Sekolah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah murid Indonesia dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) mencapai57.986.468 jiwa.

Mereka tersebar di berbagai sekolah yang berada di naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama. Prosentase terbesar ada di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau selevelnya Madrasah Ibtidaiyah yakni 28, 3 juta.

Baca Juga :   Presiden China Xi Jinping Beri Selamat ke Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih

Merujuk pada Kementerian Pendidikan, jumlah hari efektif sekolah untuk tahun ajaran 2023/2024 adalah 255 hari.

Prabowo menyebut ada program makan gratis dan susu gratis. Harga makan gratis kita anggap saja rata-rata Rp 15.000/anak sementara untuk susu sekitar Rp 3.000 per anak.
Menu makan siang sebesar Rp 15.000 bagi sebagian warga Indonesia tentu akan berbeda tergantung daerahnya.

Untuk ukuran DKI Jakarta, uang sebesar Rp 15.000 tentu sangat kecil dan kemungkinan hanya mendapat nasi, satu jenis sayur serta ayam/ikan kecil.

Bagi daerah lain uang sebesar itu mungkin bisa lebih mewah. Kami menghitung susu harga Rp 3.000 dengan mempertimbangkan susu UHT ukuran terkecil yakni 125 ml dengan harga termurah.
Harga susu bisa lebih mahal jika ukuran lebih besar serta tergantung merk.

Dengan mempertimbangkan jumlah murid (57,98 juta) dan jumlah hari sekolah (255 hari) maka anggaran untuk makan siang diperkirakan mencapai Rp 221,80 triliun.

Sementara itu, anggaran untuk membeli susu sekitar Rp 44,36 triliun.Jika ditotal maka anggarannya mencapai Rp 266, 16 triliun dalam setahun.

Anggaran tersebut belum menghitung program untuk makanan gratis balita dan bantuan untuk ibu hamil.

Data BPS menunjukkan jumlah balita di Indonesia mencapai 22.094.425 jiwa. Bila satu anak mendapatkan bantuan makan senilai Rp 10.000 per tahun maka anggaran yang dibutuhkan makan gratis setahun mencapai Rp 80,65 triliun.

Jika ditotal dengan program makan gratis untuk seluruh pelajar maka angkanya membengkak menjadi Rp 346,81 triliun. Angkanya bisa membengkak lagi jika ditambah dengan program untuk ibu hamil dan menyusui. (SENOPATI)

 

Sumber: Redaksinasional.id

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga