Jakarta – Sebanyak tiga perempat publik meyakini bahwa presiden dan wakil presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka akan mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik.
Hal tersebut terungkap dari hasil survei Litbang kompas Periode Juni 2024 yang dimuat dalam artikel survei berjudul ‘Survei Kompas: Publik Meyakini Terjadi Kesinambungan Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo’, Sabtu (22/6) yang terbit di Kompas.id.
Tingginya angka keyakinan publik atas keberhasilan pemerintahan Prabowo-Gibran tergambar dari sejumlah persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini, salah satunya adalah posisi Indonesia di tingkat internasional.
Dalam survei yang sama terungkap bahwa sedikitnya delapan dari sepuluh responden atau 83,6 persen meyakini, bangsa ini akan lebih bermartabat di mata internasional saat berada di kepemimpinan Prabowo-Gibran.
“Keyakinan paling tinggi diekspresikan pada harapan bahwa posisi bangsa ini akan menjadi semakin kuat di hadapan bangsa lain. Dunia internasional diyakini akan lebih mengarahkan perhatiannya pada kekuatan negeri, baik dari sisi pertahanan maupun beragam potensi ekonomi yang dikembangkan,” demikian tertulis dalam survei tersebut.
Di sisi ekonomi, bagian terbesar responden dalam survei ini juga meyakini bahwa sejumlah permasalahan makro ekonomi Indonesia hingga persoalan pemenuhan kebutuhan ekonomi riil, yang menjadi keseharian masyarakat, akan menjadi lebih baik di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut terungkap bahwa sebanyak 68,5 persen publik yakin, Prabowo-Gibran akan berhasil menciptakan stabilitas serta pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang telah terjadi selama ini.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 27 Mei-2 Juni 2024. 51,1%. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian kurang lebih 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei tersebut dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).