Search
Close this search box.

Inilah Jurus Ekonomi Terobosan Besar (Big Push) Presiden Prabowo: Percepat Pertumbuhan, Buka Lapangan Kerja

Saat kita kecil, kita sering mendengar kisah 2 penebang pohon di hutan. Si penebang yang terus menebang tanpa berhenti kalah cepat dibanding penebang yang rutin berhenti untuk mengasah kapaknya.

Kisah ini mirip dengan manajemen ekonomi Indonesia di era Presiden Prabowo. Sama seperti di kisah 2 penebang pohon, ketidakpahaman bisa membuat publik ragu di saat-saat Presiden Prabowo mengasah kapak.

Misalkan, saat Presiden Prabowo melakukan realokasi anggaran kurang berdampak, seperti halnya mengasah kapak, sebenarnya adalah untuk percepatan tercapainya hasil-hasil yang diharapkan.

Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia saat ini?

Pertumbuhan ekonomi seringkali jadi indikator utama kondisi ekonomi suatu bangsa. Selama satu dekade terakhir, kecuali saat Covid 19 melanda, ekonomi Indonesia telah berhasil tumbuh konsisten di angka 5% Year on Year (YoY).

Baca Juga :   Momen Pecah Tawa Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim, Gara-gara Pajangan Mobil F1

Walaupun tumbuh 5% sudah cukup baik dibandingkan rata-rata dunia, ekonomi Indonesia harus tumbuh lebih cepat agar tidak terjebak dalam perangkap negara menengah.

UU RPJPN 2025-2045 menargetkan pertumbuhan rata-rata 6% s/d 7% agar Indonesia bisa jadi negara maju sebelum 2045.

Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan 8% pada tahun 2029 atau lebih cepat. Tumbuh 8% tidak mungkin dengan business as usual. Diperlukan terobosan-terobosan besar.

Terobosan-terobosan besar Presiden Prabowo harus mampu beri lapangan kerja untuk 7 juta orang yang saat ini masih menganggur, dan 11 juta orang yang setengah pengangguran.

Apa saja terobosan-terobosan besar Presiden Prabowo?

Selain pemberantasan korupsi besar-besaran yang selama ini gerogoti ekonomi Indonesia, Presiden Prabowo menyiapkan setidaknya empat terobosan besar di bidang ekonomi.

Baca Juga :   Paus Fransiskus Sapa Prabowo Subianto: Salam Hangat kepada Presiden Terpilih

– Makan Bergizi Gratis (MBG) akan membuka 3 juta lapangan kerja baru. 1,5 juta akan bekerja di 30.000 Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan 1,5 juta lagi akan bekerja di bidang pertanian, peternakan dan perikanan mendukung MBG.

– Investasi oleh BPI Danantara akan membuka 8 juta lapangan kerja baru. 30+ proyek hilirisasi di 8 sektor utama: Mineral, Batubara, Minyak Bumi, Gas Bumi, Perkebunan, Kelautan, Perikanan, Kehutanan akan membuka lapangan kerja di tahap Persiapan, Pembangunan, & Pelaksanaan proyek.

– Koperasi Desa Merah Putih akan membuka 1,6 juta lapangan kerja baru. 80.000 koperasi akan berusaha di bidang sembako, obat murah, kantor, simpan pinjam, klinik desa, cold chain, gudang, logistik.

– Pembangunan 3 Juta Rumah per Tahun akan membuka 4,8 juta lapangan kerja baru. 3,3 juta pekerja bangun 2 juta Rumah Desa / tahun; 1,2 juta pekerja bangun 500.000 Rumah Kota / tahun; dan 300 ribu pekerja untuk bangun 500.000 unit Apartemen / tahun.

Baca Juga :   Prabowo Subianto Bangga 425 Mahasiswa Unhan Diwisuda: Beasiswa Penuh, Dipilih Tanpa Pandang Latar Belakang

Apakah tumbuh 8% mungkin?

Dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang baik, ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih cepat. Ekonomi India saja tahun lalu bisa tumbuh 8%.

Ekonomi Indonesia pun sudah pernah tumbuh 8% atau lebih di tahun 1968, 1973, 1977, 1980, dan 1995.

Seperti disampaikan sebelumnya, tumbuh 8% tidak mungkin dengan business as usual. Diperlukan terobosan-terobosan besar.

Oleh karena itu, marilah kita mendukung terobosan-terobosan besar Presiden Prabowo agar ekonomi kita tumbuh lebih cepat, kemiskinan bisa tuntas lebih cepat, dan lapangan kerja tercipta.

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga