Untuk mengetahui jawaban ini, kita perlu melihat apa yang terjadi di luar Indonesia:
– Amerika menghadapi ketegangan politik internal yang tajam, tekanan inflasi tinggi dan ketidakpastian ekonomi. Tingkat homeless tertinggi sepanjang sejarah, deportasi masal, dan kekerasan.
– Jepang mulai menghadapi krisis demografi akut dengan populasi yang terus menua. Produksi beras terendah selama 25 tahun, beras habis dimana-mana.
– Inggris dilanda krisis multidimensi pasca-Brexit, termasuk ketidakstabilan politik, pertumbuhan ekonomi yang rendah, kenaikan biaya hidup secara signifikan, serta kekerasan berbasis rasial.
Berbagai negara besar menghadapi persoalan internal serius yang menambah ketidakpastian bagi ekonomi dunia secara keseluruhan. Bagaimana dengan Indonesia?
1. Ada berbagai kebijakan pro-rakyat yang berdampak positif:
– Makan Bergizi Gratis (MBG): Memberikan manfaat bagi jutaan anak, mengurangi angka stunting, meningkatkan prestasi belajar, serta menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru terutama di desa-desa.
– Cek Kesehatan Gratis: Meningkatkan angka harapan hidup masyarakat dan menekan biaya pengobatan.
– Kenaikan Kesejahteraan Guru dan Transfer Langsung: Menjamin peningkatan kualitas pendidikan nasional dengan memastikan guru sejahtera, profesional, dan kompeten. Tunjangan ditransfer langsung dari Pemerintah Pusat tanpa pemotongan dan keterlambatan.
– Penurunan Biaya Haji: Memudahkan lebih banyak umat Islam Indonesia untuk menunaikan ibadah Haji.
– Penghapusan Piutang Macet UMKM: Menghidupkan kembali jutaan UMKM yang sebelumnya terhambat oleh kredit macet.
– Kenaikan UMP sebesar 6,5% (2025): Menguatkan daya beli pekerja, menurunkan kemiskinan, serta menciptakan stabilitas sosial-ekonomi.
– Diskon Tarif Pesawat dan Tol selama periode Nataru dan Lebaran: Meningkatkan mobilitas warga dan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata serta usaha lokal.
2. Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dan Investasi Strategis:
– Pendirian Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara: Mengelola aset nasional lebih dari Rp 11.000 triliun, fokus pada hilirisasi sumber daya alam strategis.
– Pengolahan Nikel akan menciptakan 180.000 lapangan kerja baru.
– Pengolahan Tembaga akan menciptakan 150.000 lapangan kerja baru.
– Pengolahan Bauksit akan menciptakan 229.000 lapangan kerja baru.
3. Pengembangan SDM Unggul dan Keterlibatan Perguruan Tinggi:
– Segera dibuka Sekolah Rakyat SD/SMP/SMA berasrama untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Beasiswa 100% dari negara.
– Segera dibuka Sekolah Unggulan SMA berasrama untuk anak-anak bertalenta tinggi, beasiswa bagi yang membutuhkan.
4. Pemerataan Ekonomi dan Pembangunan dari Desa:
– Program *Dana Desa* dari Rp 1 miliar diperkuat jadi Rp 8 miliar uang per desa, dengan sinergi 80.000 Koperasi Merah Putih, pembangunan 2 juta rumah per tahun di desa, serta program MBG dan renovasi sekolah.
5. Penghematan dan Optimalisasi Anggaran Negara:
– Pemerintah telah berhasil menghemat anggaran sebesar Rp 306 triliun dengan menghapus anggaran seremonial, kunjungan kerja yang tidak efisien, FGD, dan pengeluaran kantor yang tidak perlu.
– Dalam pemberantasan korupsi, Pemerintah baru telah berhasil mengungkap kasus besar, di antaranya di Pertamina (hampir Rp 1.000 triliun), Duta Palma (Rp 78 triliun), dan LPEI (Rp 11 triliun).
6. Stabilitas Politik dan Posisi Strategis Global Indonesia:
– Indonesia saat ini dikenal sebagai “good news dan hope bearer” di tengah kondisi dunia yang sedang menghadapi krisis multidimensi.
– Keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas politik dan persatuan elit politik membedakannya secara positif dibandingkan dengan negara-negara lain yang tengah mengalami konflik internal (seperti Filipina, ada perseteruan terbuka Presiden vs Wakil Presiden).
– Posisi netral politik Indonesia yang berteman dengan semua pihak memberikan keuntungan strategis dan ekonomi.
7. Potensi Demografi dan Kekayaan Alam sebagai Modal Pertumbuhan:
– Indonesia memiliki*bonus demografi* dengan rata-rata penduduk usia produktif sekitar 30 tahun, yang menjadi modal besar pembangunan ekonomi.
– Kekayaan alam melimpah, seperti produksi kelapa sawit, ikan tangkap, rumput laut, dan berbagai mineral penting, menjadikan Indonesia sebagai negara produsen utama berbagai komoditas strategis dunia.
8. Optimisme di Tengah Tantangan Global:
– Walaupun dunia menghadapi ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan perubahan iklim, berbagai kebijakan pemerintah yang dijalankan saat ini menunjukkan kesiapan dan ketahanan Indonesia untuk bertumbuh pesat.
– Jika dilihat secara makro global, Indonesia adalah cahaya di tengah kegelapan dunia.