Bogor — Di balik gerbang Sekolah Rakyat di Kabupaten Bogor, tersimpan kisah perjuangan seorang ibu yang tak menyerah pada nasib. Rama (38), seorang janda yang menghidupi dua anaknya seorang diri, menyimpan harapan besar pada pendidikan sang putra bungsu, Ridwan—anak laki-laki satu-satunya yang kini menjadi murid Sekolah Rakyat.
“Walaupun aku bodoh, mudah-mudahan anak aku biar sukses kayak yang lain. Itu harapan aku,” ucap Rama dengan suara bergetar, saat di ditemui di Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Inten Suweno Jl. SKB No. 3, Karadenan, Kec. Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7).
Pernyataan itu lahir dari pengalaman pahit dan perjuangan panjang. Rama pernah bekerja serabutan tanpa dibayar. Saat Sekolah Rakyat hadir dan menawarkan pendidikan gratis, ia merasa seolah diberi jalan keluar.
“Soalnya aku gak mampu. Sedangkan aku lagi nganggur, belum kerja,” katanya. “Pas itu sekolah rakyat sama sekali gak bayar. Yaudah, alhamdulillah ada yang datang ke rumah.”
Ridwan sebelumnya sempat tidak melanjutkan sekolah. Ia kerap dibuli karena belum bisa membaca. Namun, dukungan dari pendamping sosial dan keyakinan Rama membuat Ridwan akhirnya bersedia kembali belajar.
“Dia dibuli terus. Dibulinya karena dia tuh belum bisa baca,” ujar Rama. “Aku gak maksa, Pak. Soalnya dia mau sendiri.”
Rama mengaku terharu saat melihat kedisiplinan dan perhatian yang diberikan guru dan pengelola Sekolah Rakyat kepada anaknya di lingkungan sekolah. “Aku percaya lah. Terjamin banget. Aku nyaksiin sendiri, ngeliat sendiri. Maksudnya anak aku tuh dirawat benar-benar. Nah itu yang aku seneng—kedisiplinan, bersih.”
Sebagai orang tua tunggal yang kehilangan suami dan tidak memiliki penghasilan tetap, Rama melihat pendidikan sebagai satu-satunya harapan yang bisa ia wariskan.
“Aku pengen anak aku tuh pinter. Jangan kayak orang tuanya bodoh,” katanya lirih.
Baginya, Sekolah Rakyat bukan hanya sekolah gratis, tetapi simbol harapan bagi keluarga kecil yang selama ini tertinggal. Ia berharap anaknya bisa terus sekolah, menjadi sukses, dan membanggakan keluarga.
“Harapan aku, karena dia anak laki satu-satunya, aku pengen dia tuh sukses seperti kayak yang lain. Buat masa depan dia. Nanti, kalau aku takutnya kan namanya umur [meninggal dunia], kita gak tau, ya kan.”
Rama pun menyampaikan rasa terima kasihnya yang tulus kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan seluruh pihak yang terlibat dalam mendirikan Sekolah Rakyat.
“Terima kasih, Pak Presiden. Sudah membantu kami, orang yang benar-benar… Terima kasih banyak. Mudah-mudahan, biar diberi kesehatan terus, panjang umur, biar dimurahkan rezekinya. Banyak. Amin ya Allah, ya Rabbal Alamin…”