Search
Close this search box.

Danantara: Akselerasi Tuntaskan Paradoks Indonesia

Apa itu Paradoks Indonesia dan kenapa Danantara salah satu solusinya?

Paradoks Indonesia adalah fakta walaupun kita tinggal di negara yang kaya sumber daya alam (SDA), masih banyak rakyat Indonesia yang hidup miskin.

Hal ini utamanya karena kita belum mampu sepenuhnya menguasai SDA kita seperti mandat UUD 1945 Pasal 33.

Sebagian besar SDA kita ekspor secara mentah, atau karena keterbatasan modal kita biarkan dikelola oleh asing, sehingga nilai tambahnya dan keuntungannya tidak dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri.

Dengan kemampuan mengelola dana dividen hasil usaha BUMN, Danantara adalah solusi permodalan dalam negeri untuk akselerasi hilirisasi SDA oleh entitas milik Indonesia.

Baca Juga :   Prabowo Subianto : Kepentingan Nasional adalah Prioritas dalam Kemitraan Ekonomi dengan Negara Lain

Bisa kasih contoh SDA yang mau dihilirisasi?

Bisa dilihat dalam peta di atas oleh Kementerian ESDM, untuk nikel saja masih banyak proses yang belum ada pengolahannya di Indonesia.

Jika kita mau benar-benar punya kemandirian industri baterai, industri mobil listrik, dan berbagai industri lainnya yang sumbernya adalah nikel, kita butuh seluruh pohon industri ini ada pengolahannya di Indonesia – dan kalau bisa, milik Indonesia.

Adakah negara lain yang mendirikan entitas seperti Danantara?

Seringkali kita mendengar Temasek (Singapura) dan Khazanah (Malaysia) sebagai padanan Danantara.

Baca Juga :   Youth

Selain itu, ada juga SASAC yang dibuat oleh Pemerintah Tiongkok tahun 2003. SASAC mengelola semua BUMN di Tiongkok selain BUMN bank.

Sebelum dikelola SASAC, pada tahun 2003 hanya 12 BUMN Tiongkok non bank masuk Fortune 500. Keuntungan BUMN Tiongkok non bank hanya USD 29 milyar, atau setara Rp. 464 triliun.

Setelah dikelola SASAC, pada tahun 2012 jumlah BUMN Tiongkok non bank di Fortune 500 naik ke 43 BUMN. Keuntungan BUMN Tiongkok non bank naik ke USD 61 milyar, atau setara Rp. 976 triliun.

Tahun 2023 lalu, setelah 20 tahun dikelola SASAC, keuntungan BUMN Tiongkok non bank mencapai USD 339 milyar atau setara Rp. 5.424 triliun. Lebih dari 2x lebih besar dari pendapatan pajak Indonesia setahun.

Baca Juga :   Menjawab Miskonsepsi Makan Gratis di Sekolah

Apa keuntungan Danantara bagi warga negara Indonesia pada umumnya?

Akselerasi hilirisasi oleh Danantara akan membuka banyak lapangan kerja baru, terutama di bidang pengolahan SDA: Metallurgi, teknik permesinan, pengelolahan dan sejenisnya.

Artinya SDM Indonesia yang ingin menjadi bagian dari kisah sukses “penuntasan” Paradoks Indonesia” harus mempersiapkan diri menguasai skill skill yang dibutuhkan industrialisasi dan hilirisasi.

Penulis : Dirgayuza Setiawan

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga