Jakarta, 30 Juli 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berdampak pada peningkatan asupan gizi siswa, ibu hamil, dan balita, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Selama hampir tujuh bulan pelaksanaan, program ini telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 94 ribu orang yang tersebar di 2.391 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Penyerapan tenaga kerja tumbuh seiring penambahan SPPG di sejumlah daerah. Mulai dari 7 ribu tenaga kerja pada awal operasi program MBG di bulan Januari, bertambah menjadi 68 ribu tenaga kerja pada April, kemudian meningkat menjadi 72 ribu tenaga kerja di akhir Juni, dan bertambah signifikan menjadi 94 ribu tenaga kerja di akhir Juli.
Dari sisi penyerapan anggaran juga meningkat. Mulai Rp1-2 triliun terealisasi di awal pelaksanaan program (Januari-April), tumbuh menjadi Rp4,4 triliun pada awal Juni dan di angka Rp5,1 triliun di akhir semester I 2025 atau terserap 7,1% dari total alokasi anggaran Rp71 triliun.
Menurut Tenaga Ahli Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Fithra Faisal, Program MBG sangat berdampak pada ekonomi masyarakat. Terutama pada ketersediaan lapangan kerja. “Ini membuka ruang-ruang ekonomi bagi masyarakat,” kata Fithra di Jakarta, Kamis (31/7).
Fithra mengatakan, serapan tenaga kerja akan bertambah signifikan seiring percepatan pencairan anggaran di semester II tahun ini. Anggaran yang terserap akan semakin besar seiring bertambahnya SPPG dan penerima manfaat.
Badan Gizi Nasional (BGN) memperkirakan, akan ada 20 juta penerima manfaat MBG di 8 ribu SPPG pada Agustus. Dengan jumlah tersebut, total anggaran diprediksi terserap senilai Rp8 triliun.
BGN juga berencana merekrut tenaga kerja untuk dapur SPPG dari kalangan keluarga miskin ekstrem dan miskin (desil 1 dan desil 2) sebagai upaya mendukung penyerapan tenaga kerja. Dari sejumlah 47 tenaga kerja di SPPG, minimal 30 persen berasal dari keluarga prasejahtera.
Menurut Fithra langkah ini positif untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrim. “Ini menambah tenaga penggerak untuk mempercepat manajemen dan logistik di Program MBG,” tutup Fithra.