Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]ÂÂ
“Ada beberapa kasus contoh, perwira-perwira dan komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh. Menurut saya mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak benar sebagai pemimpin. Saya ceritakan cerita-cerita ini bukan untuk menjelekkan orang, tapi agar kita tidak melakukan hal-hal seperti ini."
Di buku ini saya telah banyak berkisah tentang pemimpin-pemimpin yang saya kagumi, pemimpin-pemimpin dari Indonesia dan juga dari luar negeri. Tokoh-tokoh itu adalah pribadi-pribadi yang patut kita pelajari.
Namun, ada juga beberapa kasus contoh, perwira-perwira dan komandan-komandan yang tidak perlu dicontoh. Menurut saya mereka adalah pribadi-pribadi yang tidak benar sebagai pemimpin.
Suatu saat di pasukan tertentu, saya tidak sebut namanya karena tidak enak, ada seorang perwira naksir istri seorang anak buahnya, yang berpangkat kopral.
Alhasil kopral tersebut dikirim sekolah SECABA dan lanjutlah perwira ini melakukan perselingkuhan dengan istri kopral tersebut. Hal ini berjalan berbulan-bulan, tetapi si Perwira tersebut mungkin merasa berkuasa sehingga istri anak buah ini dibawa jalan-jalan menggunakan mobil dinas perwira tersebut. Alhasil, tersebarlah peristiwa ini dan akhirnya perwira tersebut ditindak oleh atasan.
Ini juga contoh kepemimpinan yang keliru. Ia menggunakan wewenang yang ada padanya untuk mengirim anak buahnya sekolah sehingga tidak berada di tempat untuk memudahkan dia selingkuh dengan istri anak buahnya tersebut. Ini tentunya meruntuhkan wibawa dan leadership perwira tersebut. Saya kira bagi perwira-perwira TNI kisah-kisah seperti ini bukan hal-hal yang baru.