Indonesia Emas 2045 merupakan visi jangka panjang yang menargetkan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sumber daya manusia yang berkualitas, pemerataan pembangunan, dan ketahanan nasional yang kuat.
Dalam merencanakan langkah menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara-negara lain. Misalkan pengalaman India, negara dengan populasi terbesar di dunia.
“The rise of India” menarik untuk kita pelajari mengingat tiga dekade lalu ekonominya masih lebih kecil dari Australia, tapi kini dua kali lipat lebih besar dari Australia. India bahkan salip Inggris jadi kekuatan ekonomi terbesar kelima dunia.
Bahkan, menurut proyeksi Centre for Economic and Business Research (CEBR) dalam laporan World Economic League Table, India akan muncul sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia pada akhir abad ini. Laporan itu juga menyebutkan, dengan pertumbuhan rata-rata 6,5 persen dari 2024 hingga 2028, India akan melampaui Jepang dan Jerman untuk menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga dunia pada 2032.
Selain kekuatan ekonomi, patut dicatat pula bahwa sejumlah besar perusahaan global dari bidang teknologi hingga kesehatan kini dipimpin oleh orang India. Ini menunjukkan, kualitas SDM India telah berkembang begitu pesat. Bagaimana mungkin hal itu dapat dicapai negara yang tahun 2000 silam 54% penduduknya mengalami stunting?
Keputusan MK India: Siapapun PM yang menjabat, makan siang gratis di sekolah wajib ada
Berkaca dari pengalaman India, program pemberian makanan sekolah-sekolah India yang dikenal sebagai "Makan Tengah Hari" (Mid-Day Meal/MDM) sangat bermanfaat. Tidak hanya bagi penerimanya, tetapi juga keturunannya.
Hal itu dipaparkan Chakrabarti dan Scott dalam artikel "Intergenerational Nutrition Benefits of India's National School Feeding Program" yang dimuat di jurnal bergengsi Nature tahun 2021. Menggunakan data nasional dari tahun 1993 hingga 2016, mereka mengikuti dampak program MDM ke ratusan ibu serta anak-anaknya. Indikator utama yang dicek adalah skor tinggi-umur (height-for-age z-score/HAZ). HAZ semakin tinggi menandakan pertumbuhan lebih baik.
Ternyata, skor tinggi-umur anak-anak yang lahir dari ibu dengan MDM lebih besar dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak ikut MDM. MDM berkontribusi terhadap 13-32 persen peningkatan HAZ di India dari tahun 2006 hingga 2016. Dapat disimpulkan, skema MDM tidak hanya bermanfaat bagi yang menerima makan siang, tetapi juga anak mereka di kemudian hari atau disebut "manfaat intergenerasional". Selain itu, MDM juga memberikan perbaikan signifikan terhadap tingkat stunting dan melek huruf di India.
Tidak heran Mahkamah Konstitusi India pada tahun 2001 memberikan mandat kepada siapa pun Perdana Menteri dan Gubernur di India untuk menjalankan program ini. Putusan MK India yang revolusioner itu antara lain berbunyi, “Setiap anak di setiap tempat dan sekolah dasar yang mendapatkan bantuan dari Pemerintah disediakan makan siang dengan kandungan minimal 300 kalori dan 8–12 gram protein setiap hari sekolah selama minimal 200 hari.”
Menilik sukses besar India, gagasan program makan siang di setiap sekolah di Indonesia yang dilontarkan salah satu calon Presiden RI perlu serius dipertimbangkan. Program ini telah coba dijalankan antara lain melalui program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) tahun 1997 hingga program Perbaikan Gizi untuk Anak Sekolah (Progas) tahun 2016. Meski memperlihatkan dampak positif, hingga kini program tersebut masih terkendala oleh absennya payung hukum dan kepastian anggaran untuk jaga kelangsungan program ini saat ganti kepemimpinan nasional atau daerah.
APBN untuk makan siang gratis di sekolah adalah investasi Pemerintah
Sebanyak 76 negara telah menyediakan makan siang gratis di sekolah. Pemerintah India menyediakan makan siang gratis untuk 120 juta anak setiap hari. Jika negara-negara lain mampu, seyogianya Indonesia juga bisa melakukannya.
Di Indonesia, pelaksanaan program ini akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru, terutama dalam hal penyediaan makanan di sekolah. Setidaknya akan tercipta 1,8 juta lapangan kerja permanen baru yang sebagian besar adalah lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu yang menyiapkan makanan di dapur-dapur sekolah.
Efek dari permintaan yang stabil atas produk lokal, seperti susu, sayuran, dan biji-bijian akan berikan insentif bagi UMKM, petani, peternak, dan nelayan di setiap desa untuk meningkatkan produksi mereka. Dengan demikian, akan terbentuk kemandirian pangan di tingkat desa.
India adalah salah satu kisah sukses bahwa implementasi program serupa telah mengubah pertanian mereka. Dengan program makan siang gratis, India dapat genjot penyediaan pangan lokal. Misalnya, India berhasil tingkatkan produksi susu mereka secara signifikan dan berubah dari importir menjadi eksportir susu.
Bahkan, hari ini India adalah produsen susu terbesar di dunia dengan 24 persen dari produksi susu global. Produksi susu India telah meningkat lebih dari 61 persen dari 137,7 juta ton pada 2013-2014 menjadi 221,1 juta ton pada 2021-2022.
Untuk mencapai target-target Indonesia Emas 2045, program gizi seperti makan siang gratis di sekolah dan bantuan gizi untuk ibu hamil dan balita adalah prasyarat mutlak. Bisa dibilang, jika ada calon Presiden yang tidak menawarkan program gizi seperti ini, maka ia tidak sungguh-sungguh ingin perbaiki kualitas SDM Indonesia dan capai Indonesia Emas 2045.
Sumber: Kompas.id