Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]ÂÂ
“Julius Caesar dikenal dengan sebuah semboyan yang terkenal yaitu 'Vini, Vidi, Vici' yang artinya saya datang, saya lihat, saya menang. Semboyan tersebut berhasil dibuktikan dengan membuat Romawi menjadi lebih kuat.
Yang menonjol juga dari Julius Caesar adalah dia orang yang rajin membaca. Dia sangat gemar mempelajari sejarah. Dan dia rajin menuliskan pengalaman-pengalamannya. Dapat dikatakan walaupun seorang jenderal lapangan, dia juga seorang intelektual.
Saya memetik beberapa pelajaran penting dari kepemimpinan Julius Caesar. Julius Caesar seorang prajurit yang profesional. Dia menguasai semua taktik dan strategi perang. Dia juga selalu memimpin dari depan. Dia sangat memperhatikan hal-hal kecil tentang kesejahteraan dan kebaikan anak buahnya. Walau berasal dari keluarga kaya dan keluarga ningrat tapi dia membela rakyat miskin. Karena itu dia sangat dicintai oleh anak buahnya.”
Julius Caesar berhasil memperluas kekuasaan Romawi hingga Oceanus Atlanticus, melancarkan serangan Romawi pertama ke Britania, dan memperkenalkan pengaruh Romawi terhadap Gaul (saat ini Prancis). Prestasi tersebut adalah sebuah pencapaian yang masih terlihat hingga kini.
Julius Caesar terlibat dalam sebuah perang saudara melawan Pompeius yang berasal dari senat. Setelah berhasil meraih kemenangan, dia mengambil alih pemerintahan lalu memulai reformasi besar-besaran terhadap masyarakat dan pemerintah Romawi. Dia kemudian menjadi diktator seumur hidup, dan menjadikan penguasa terhebat dunia Romawi.
Julius Caesar meninggal dunia pada 15 Maret 44 SM akibat ditusuk hingga mati oleh Marcus Junius Brutus dan beberapa senator Romawi. Pembunuhan tersebut memicu meletusnya perang saudara kedua yang menjadi akhir Republik Romawi dan awal Kekaisaran Romawi di bawah kekuasaan cucu lelaki dan putra angkatnya, Kaisar Augustus.
Saya juga memetik pelajaran dari kepemimpinan Julius Caesar. Julius Caesar seorang prajurit yang profesional. Dia menguasai semua taktik dan strategi perang. Dia juga selalu memimpin dari depan. Dia sangat memperhatikan hal-hal kecil tentang kesejahteraan dan kebaikan anak buahnya. Walau berasal dari keluarga kaya dan keluarga ningrat tapi dia membela rakyat miskin. Karena itu dia sangat dicintai oleh anak buahnya.
Namun, itu pula sebabnya dia terlibat dalam konflik dengan senator-senator dari keluarga ningrat yang tidak suka dengan keberpihakannya kepada rakyat miskin. Akhirnya mereka berkomplot dan membunuh Julius Caesar di aula senat Romawi pada 15 Maret 44 SM.