Jakarta, 18 Juli 2025 — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mengarusutamakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Agenda pembangunan lima tahunan ini didesain untuk memperkuat ketahanan nasional sekaligus menjawab tantangan global.
Visi pembangunan tersebut diwujudkan melalui kerangka strategis Astacita, yang secara eksplisit mengintegrasikan berbagai komponen SDGs sebagai fondasi perencanaan nasional.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyampaikan bahwa pendekatan baru ini menempatkan SDGs bukan di pinggiran, melainkan di jantung strategi pembangunan negara.
“Astacita adalah bukti bahwa visi Presiden Prabowo selaras dengan agenda global, namun tetap berakar pada kebutuhan rakyat Indonesia. Kita bicara tentang pangan, energi, air—dan tentang masa depan yang hijau, tangguh, dan inklusif,” ujar Rachmat.
Beberapa fokus utama yang tercermin dalam Astacita meliputi:
- Penguatan ketahanan pangan, energi, dan air (sejalan dengan SDG 2, 6, dan 7)
- Percepatan transisi hijau yang inklusif dan berkelanjutan (SDG 8, 12, dan 13)
- Mobilisasi pembiayaan inovatif untuk mendukung transformasi struktural pembangunan
Pemerintah juga memanfaatkan potensi spesifik wilayah, seperti energi surya dan angin di kawasan timur Indonesia, serta kekuatan ekonomi biru sebagai solusi konkret menghadapi krisis iklim.
Melalui integrasi menyeluruh ini, Indonesia ingin menunjukkan bahwa pembangunan nasional tidak bertentangan dengan pembangunan berkelanjutan—justru saling memperkuat.
“Agenda Prabowo tidak hanya bicara pertumbuhan, tapi juga ketahanan. Kita ingin Indonesia berdiri tegak di tengah guncangan global, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi dunia,” tambah Rachmat.
Integrasi SDGs ke dalam RPJMN 2025–2029 memastikan bahwa setiap program, dari tingkat pusat hingga daerah, berjalan selaras dalam menciptakan masa depan yang adil dan lestari.