Search
Close this search box.

3 Gebrakan Presiden Prabowo Jaga Optimisme Ekonomi RI di Tengah Disrupsi Tarif AS

Setelah  beberapa  bulan  dalam  pembahasan,  Rabu (2/4/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pembaharuan tarif. Selain pemberlakuan tarif dasar sebesar 10 persen pada hampir semua barang impor yang masuk ke AS, Trump juga memberlakukan ‘Tarif Timbal Balik’ terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen.

Sedia payung sebelum hujan. Presiden Prabowo Subianto sudah sejak jauh-jauh hari sudah mempersiapkan tiga gebrakan besar untuk menghadapi berbagai gejolak perubahan kebijakan global untuk bisa menjaga optimisme dan ketahanan ekonomi Indonesia. Menurut Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi  Kepresidenan  (PCO)  Noudhy  Valdryno,  Presiden  Prabowo  bahkan sudah merancang berbagai kebijakan strategis ini sejak hari pertama dilantik.

“Dalam  menghadapi  tantangan  global,  termasuk  kebijakan  tarif  baru  Amerika Serikat,  Presiden  Prabowo  menunjukkan  ketajaman melihat dinamika geopolitik. Pemahaman mendalam tentang hubungan internasional dan perdagangan global menjadi kekuatan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia,” ungkap Noudhy.

Ia menjelaskan ketiga gebrakan ini, yang bersinergi dengan strategi geopolitik yang matang,   akan   mampu   membawa   Indonesia   tetap   tumbuh   dan  berkembang meskipun dalam situasi disrupsi ekonomi global. 

  1. Memperluas Mitra Dagang Indonesia
Baca Juga :   Litbang Kompas: 83.6% of Public Believes Prabowo-Gibran Will Elevate Indonesia's International Stature

Salah satu langkah paling signifikan yang diambil oleh Presiden Prabowo adalah memperluas  jaringan  mitra  dagang  Indonesia.  Pada  minggu  pertama  setelah dilantik,  Presiden  Prabowo  mengajukan  keanggotaan  Indonesia  dalam  BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), sebuah kelompok ekonomi yang mencakup 40 persen perdagangan global. Langkah ini semakin memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional.

Keanggotaan Indonesia di BRICS memperkuat berbagai perjanjian dagang multilateral. Indonesia telah menandatangani perjanjian seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan 10 negara ASEAN dan Australia,  RRT,  Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru, yang mencakup 27 persen perdagangan global, serta aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang mencakup 64 persen perdagangan global, serta beberapa perjanjian dagang lainnya CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA.

Selain berbagai perjanjian dagang multilateral, Indonesia juga memiliki perjanjian dagang bilateral dengan Korea, Jepang, Australia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Iran, Chile, dan berbagai negara lainnya, yang semakin memperkokohkan daya saing Indonesia di pasar internasional.

  1. Mempercepat Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam Indonesia yang melimpah selama ini seringkali diekspor dalam bentuk bahan mentah. Untuk meningkatkan nilai tambah, Presiden Prabowo memprioritaskan   kebijakan   hilirisasi   industri.   Salah   satu   contoh   kesuksesan kebijakan hilirisasi adalah sektor nikel, di mana nilai ekspor nikel dan turunannya hanya mencapai USD 3,7 miliar pada tahun 2014 melonjak menjadi USD 34,3 miliar pada tahun 2022.

Baca Juga :   Prabowo Subianto Ditugaskan Jokowi Hadir KTT Masalah Gaza di Yordania

Selain itu, pada 24 Februari 2025, Presiden Prabowo meluncurkan BPI Danantara, yang  dirancang  untuk  mempercepat  hilirisasi  SDA  strategis  di  Indonesia.  BPI 

Danantara akan mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor-sektor utama seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan  kehutanan.  Dengan  langkah  ini,  Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga tidak lagi bergantung pada investasi asing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.

  1. Memperkuat Resiliensi Konsumsi Dalam Negeri

Gebrakan     ketiga     adalah     memperkuat     daya     beli     masyarakat     melalui program-program yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat. Salah satu program unggulan Presiden Prabowo adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025. Selain itu, Presiden  Prabowo  juga  akan  mendirikan  80.000  Koperasi  Desa  Merah  Putih (KDMP)   yang  bertujuan  untuk  memperkuat  ekonomi  desa,  membuka  jutaan lapangan pekerjaan baru, dan mendorong perputaran uang di daerah.

Baca Juga :   Pope Francis Greets Prabowo Subianto: Warm Regards to the President-elect

Upaya  ini  bukan  hanya  akan  meningkatkan  konsumsi  dalam negeri tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat perekonomian domestik. Dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga, yang mencakup 54 persen dari PDB Indonesia, program ini akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan  bahwa  Indonesia  dapat  tetap  tumbuh  meskipun  di  tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” kata Noudhy.

Dengan   gebrakan-gebrakan   strategis   ini,   Indonesia  di  bawah  kepemimpinan Presiden Prabowo diharapkan berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan  posisi  sebagai  kekuatan  ekonomi  yang  stabil  dan  optimistis  di  kawasan  Asia Tenggara dan global.

Prabowo-Subianto-icon-bulet

Artikel Terkait

Baca Juga